Rabu, 21 Maret 2012

aspek hukum dalam perbankan dan asuransi ( paper )

ASPEK  HUKUM  DALAM  PERBANKAN  DAN  ASURANSI

        I.            Aspek  hukum  para  pihak  dalam  transaksi  perbankan
a.      Pengertian  hukum  perbankan  dan  jenis  -  jenis  transaksi  perbankan
Hukum  yang  mengatur  masalah  perbankan  disebut  hukum  pebankan  (  banking  law  )  yakni  merupakan  seperangkat  kaedah  hukum  dalam  bentuk  peraturan  perundangan  undangan,  yurisprudensi,  doktrin,  dan  lain  -  lain  sumber  hukum  yanga mengatur  masalah – masalah  perbankan  sebagai  lembaga  dan  aspeknya.
Ruang  lingkup  dari  pengaturan  hukum  perbankan  adalah  sebagai  berikut  :
·         Asas – asas  perbankan , seperti  norma  efiesiensi,  keefektifan,  kesehatan  bank,  hak  dan  kewajiban  bank.
·         Para  pelaku  bidang  perbankan, seperti  dewan  komisaris,  direksi,  dan  karyawan.
Dari  defenisi  tersebut  jelaslah  bahwa  transaksi  keuangan  berkaitan  dengan  produk  dan  jasa  yang  ditawarkan  oleh  pihak  perbankan.  Perlu  dicatat  bahwa  sistem  transaksi  dari  berbagai  bank  di  Indonesia  berbeda – beda  karakteristiknya.
Dalam  perbankan  ada  dua  jenis  transaksi  keuangan,  yaitu  :
o   Transaksi  tunai  :  yaitu  suatu  metode  menjalankan  finansial  secara  khusus  melalui  penggunaan  mata  uang.
o   Transaksi  usaha  :  yaitu  metode  menjalankan  transaksi  yang  menghasilkan  catatan  finansial,  yaitu  cek,  tanda  terima,  tagihan,  akta,  kwitansi,  kontrak.
b.      Sumber – sumber  hukum  perbankan
Sumber  hukum  perbankan  dapat  dibedakan  atas  sumber  hukum  dalam  arti  formal  dan  sumber  hukum  dalam  arti  materil.  Sumber  hukum  dalam  arti  materil  adalah  sumber  hukum  yang  menentukan  isi  hukum  itu  sendiri  dan  itu  tergantung  dari  sudut  mana  dilakukan  peninjauannya,  apakah  dari  sudut  pandang  ekonomi,  sejarah,  teknologi,  filsafat,  dan  lain  sebagainya.
Ketentuan  yang  secara  khusus  mengatur  atau  yang  berkaitan  dengann perbankan  tersebut  dapat  ditemukan  dalam  :
1)      UU  No.  10  Tahun  1998  tentang  perbankan
2)      UU  No.  23   Tahun  1999  tentang  Bank  Indonesia
3)      UU  No.  24   Tahun  1999  tentang  lalu  lintas  devisa  dan  sistem  nilai tukar
4)      Kitab  undang  -  undang  hukum  perdata
5)      UU  tentang  perseroan  terbatas
6)      UU  tentang  pasar  modal



c.       Asas – asas  hukum  perbankan
Dalam  melaksanakan  kemitraan  antara  bank  denann nasabahnya,  untuk  terciptanyaa  sitem  perbankan  yang  sehat,  kegiatan  perbankan  perlu  dilandasi  dengan  beberapa  asas  hukum  (  khusus  )  yaitu  :
ü  Asas  demokrasi   ekonomi
Asas  demokrasi  ditegaskan  dalam  Pasal  2  UU Perbankan  yang  diubah.  Ini  berarti  fungsi  dan  usaha  perbankan  diarahkan  untuk  melaksanakan  prinsip  -  prinsip  yang  terkandung  dalam  demokrasi  ekonomi  yang  berdasarkan  Pancasila  dan  UUD  1945.

ü  Asas  kepercayaan
Asas  kepercayaan  adalah  suatu  asas   yang  menyatakan  bahwa  usaha  bank  dilandasi  oleh  hubungan   kepercayaan  antara  bank  dengan  nasabahnya.

ü  Asas  kerahasian
Asas  kerahasiaan  adalah  asas  yang  mengharuskan  atau  mewajibkan  bank  merahasiakan  segal  sesuatu  yang  berhubungan  dengann keuangann  dan  lain  -  lain  dari  masalah  bank  yang  menurut  kelaziman  dunia  perbankan  wajib  dirahasiakan.  Kerahasaian  ini  adalah  untuk  kepentingan  bank  sendiri  karena  bank  memerlukan  kepercayaan  masayarakat  yang  menyimpan  uangnya  di  bank.
ü  Asas  kehati – hatian (  Prudential  Principle  )
Asas  kehatian  -  hatian  adalah  suatu  asas  yang  menyatakan  bahwa  bank  dalam  menjalankan  fungsi  dan kegiatan  usahanya  wajib  menerapkan  prinsip  kehati  -  hatian  dalam  rangka  melindungi  dana  masyarakat  yang  di  percayakan  padanya.  Tujuan  diberlakukannya  prinsip  kehati  -  hatian  tidak  lain  adalah  agar  bank  selalu  dalam  keadaan  sehat.
            Fungsi  dan  tujuan  perbankan  dalam  kehidupan  ekonomi  nasional  bangsa  Indonesia,  yaitu  :
  Bank  berfungsi  sebagai    financial  Intermediary  :  dengan  kegiatan  usaha  pokok  menghimpun  dan  menyalurkan  dana  masyarakat  atau  pemindahan  dana   masayarakat  dari  unit  surplus  kepada  unit  defisit  atau  pemindahan  uang  dari  penabung  kepada  peminjam.
  Penghimpunan  dan  penyaluran  dana  masyarakat  tersebut  bertujuan  menunjang  sebagian  tugas  penyelenggaraan  anggaran  yakni  :
a.      Menunjang  pembanguan  nasional ,  termasuk  pembangunan  daerah  :  bukan  melaksanakan  misi  pembangunan  suatu  golongan  apabila  perseorangan,  jadi  perbankan  Indonesia  diarahkan  untuk  menjadi  agen  pembangunan  (  agent  of  development  ).


b.      Dalam  rangka  mewujudkan  trilogi  pembangunan  nasional,  yakni  :
©       Meningkatkan  pemeratan  lesejahteraan  rakyat  banyak,  bukan  kesejahteraan  segolongan  orang  atau  perseorangan  saja.
©       Meningkatkan  pertumbuhan  ekonomi  nasional,  bukan  pertumbuhan  ekonomi  segolongan  orang  atau  perorangan.
©       Meningkatkan  stabilitas  nasional  yang  sehat  dan  dinamis
©       Meningkatkan  taraf  hidup  dan  kesejahteraan  rakyat  banyak,  artinya  tujuan  yang  hendak  dicapai  oleh  perbankan  nasional.
  Dalam  menjalankan  fungsi  tersebut,  perbankan  Indonesia  harus  mampu  melindugi  secara baik  apa  yang  dititipkan  oleh  masyarakat  kepadanya  dengan  menerapkan  prinsip  kehatian  -  hatian  dengan  cara  :
·         Efisien,  sehat,  wajar  dalam  persaingan  yang  sehat  yang  semakin  mengglobal  atau  mendunia.
·         Menyalurkan  dana  masayarkat  tersebut  kebidang  -  bidang   yang  produktif  bukan  konsumtif.

d.  Hubungan   hukum  nasabah  dan  bank
            hubungan  antara  bank  dan  nasabah  didasarkan  pada  dua  unsur  yang  paling  terkait,  yaitu  hukum  dan  kepercayaan.  Suatu  bank  hanya  bisa  melakukan  kegiatan  dan  mengembangkan  banknya,  apabila  masyarakat    percaya    untuk  menempatkan  uangnya. 
            Berdasarkan  dua  fungsi  utama  dari  suatu  bank ,  yaitu  fungsi  pengerahan  dana  dan  penyaluran  dana, maka  terdapat  dua  hubungan  hukum  antara  bank  dan  nasabah  yaitu  :
o   Hubungan  hukum  antara  bank  dan  nasabah  penyimpan  dana
Artinya  bank  menempatkan  dirinya  sebagai  peminjam  dan  milik  masyarakat  (  para   penyalur  dana  ).  Bentuk  hubungan  hukum  antara  bank  dan  nasabah  menyimpan  dana ,  dapat  erlihat  dari  hubungan  hukum  yang  muncul  dari  produk  -  produk  perbankan  seperti  deposito,  tabungan  giro,  dan  sebagainya.
o   Hubungan  hukum  antara  bank  dan  nasabah  debitur
Artinya bank sebagai lembaga penyedia  dana  bagi  para  debiturnya.  Bentuknya  dapat  berupa kredit, seperti kredit modal kerja, kredit investasi, atau kredit usaha kecil.


     II.            Dasar  -  dasar  hukum  asuransi
a.      Pengertian dan unsur asuransi
Menurut ketentuan pasal 246 KUHD, asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggu dengan menerima premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin dideritanya akibat dari suatu evenemen.
Beberapa hal penting mengenai asuransi :
·         Merupakan suatu perjanjian yang harus memenuhi pasal 1320 KUH perdata
·         Perjanjian tersebut bersifat adhesif artinya isi perjanjian tersebut sudah ditentukan oleh perusahaan asuransi ( kontrak standar ).
·         Terdapat 2 pihak di dalamnya yaitu penanggung dan tertanggung, namun dapat juga diperjanjikan bahwa tertanggung berbeda pihak dengan yang akan menerima tanggungan.
·         Adanya premi sebagai yang merupakan bukti bahwa tertanggung setuju untuk diadakan perjanjian asuransi.
·         Adanya perjanjian asuransi mengakibatkan kedua belah pihak terikat untuk melaksanakan kewajibannya.


Sehingga dapat disimpulkan bahwa unsur – unsur yang harus ada pada asuransi adalah :
·         Subyek hukum ( penanggung dan tertanggung )
·         Persetujuan bebas antara penanggung dan tertanggung
·         Benda asuransi dan kepentingan tertanggung
·         Tujuan yang ingin dicapai
·         Resiko dan premi
·         Evenemen
·         Syarat – syarat yang berlaku
·         Polis asuransi

b.      Tujuan Asuransi
a.      Pengalihan risiko
Tertanggu mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan risiko yang mengancam harta kekayaan atau jiwanya.

b.      Pembayaran ganti kerugian
Jika suatu ketika sungguh – sungguh terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian ( risiko berubah menjadi kerugian ), maka kepada tertanggung akan dibayarkan ganti kerugian yang besarnya seimbang dengan jumlah asuransinya.

c.       Berlakunya Asuransi
Hak dan kewajiban penanggung dan tertanggung timbul pada saat ditutupnya asuransi walaupun polis belum diterbitkan.

d.      Polis Asuransi
a.      Fungsi polis
Menurut ketentuan pasal 225 KUHD perjanjian asuransi harus dibuat secara tertulis dalam bentuk akta yang disebut polis yang memuat kesepakatan, syarat – syarat khusus dan janji – janji khusus yang menjadi dasar pemenuhan hak dan kewajiban para pihak.






b.      Isi polis
Menurut ketentuan pasal 256 KUHD, setiap polis kecuali mengenai asuransi jiwa harus memuat syarat – syarat khusus berikut ini :
ü  Hari dan tanggal pembuatan perjanjian asuransi
ü  Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau pihak ketiga
ü  Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan
ü  Premi asuransi

Contoh kasus :
Liputan6.com, Jakarta: Komisi Pemberantasa Korupsi (KPK) menegaskan belum menemukan pelanggaran hukum apapun dalam bailout Bank Century. Penyelidikan KPK terkait pengucuran dana Rp 6,7 triliun itu masih belum ada keterkaitan dengan pidana korupsi.
Demikian terungkap dalam rapat Tim Pengawas Century di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (8/6). “Belum ditemukan bukti-bukti telah dilakukan tindak pidana korupsi,” kata Ketua KPK Busyro Muqoddas. Busyro menambahkan pihaknya sudah bekerja maksimal.
Laporan KPK membuat anggota Tim Pengawas Kasus Century DPR heran padahal DPR memberi rekomendasi dugaan adanya penyimpangan. Mereka juga kecewa karena tidak ada kesepahaman antara Polri, Kejaksaan Agung, dan KPK mengenai definisi delik korupsi.
Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo menyatakan sudah menyelesaikan 21 berkas dari total 35 berkas yang ada. Sebanyak 14 berkas lainnya belum lengkap dan sebagian masih dalam penyelidikan.
Sementara itu Jaksa Agung Basrief Arief melaporkan kalau pihaknya telah bekerja sama dengan Bank Dunia dan International Center for Asset Recovery untuk membekukan dan menyita aset-aset Bank Century yang ada di luar negeri.
Kasus Century menjadi salah satu skandal menghebohkan dalam bisnis perbankan Indonesia. Pemerintah mengucurkan dana Rp 6,7 triliun demi menyelamatkan bank itu atas alasan menyelamatkan perbankan nasional yang bisa gagal secara sistemik jika bank dibiarkan kolaps.(JUM)
Sumber:
http://id.berita.yahoo.com/kpk-belum-temukan-pelanggaran-dpr-heran-221658640.html


daftar pustaka :







1 komentar: