Rabu, 06 Juni 2012

penyelesaian kasus bank century

RIMANEWS - Badan Pemeriksa Keuangan sebagai auditor tertinggi negara telah menyampaikan hasil akhir audit forensik kasus kucuran dana Rp 6,7 triliun ke Bank Century yang oleh DPR dan sebagian kalangan dianggap sebagai skandal kebijakan. Audit forensik yang diperkirakan akan membuka lebih jelas skandal melalui penelusuran aliran dana itu ternyata tidak mengungkap banyak hal.
Banyak pihak kecewa terhadap hasil audit forensik itu, yang ternyata tidak berbeda dengan audit investigasi sebelumnya yang menjadi dasar keputusan politik Pansus Century oleh DPR. BPK menemui kesulitan mengonfirmasi tokoh-tokoh kunci Century dan dokumen yang sedang berada di tangan penyidik. Beberapa tokoh kunci telah melarikan diri ke luar negeri.
Dalam audit investigasi BPK menemukan delapan indikasi pelanggaran yang berpotensi merugikan negara, sedangkan dalam audit forensik ditemukan 13 indikasi yang menurut sejumlah anggota DPR tidak signifikan. Kendati demikian, sebuah langkah lanjut telah dimulai dan dibuka.
Berdasarkan temuan BPK dalam audit investigasi Century, sebuah keputusan politik telah dihasilkan DPR, yaitu menyerahkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi untuk mengambil langkah hukum. DPR masih menyimpan langkah politik selanjutnya, berupa hak menyatakan pendapat, bila langkah hukum ternyata tidak memuaskan.
DPR dengan mayoritas mutlak ketika itu telah menghasilkan keputusan politik yang menegaskan telah terjadi penyalahgunaan wewenang oleh Gubernur Bank Indonesia (saat itu) Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani ketika memutuskan menalangi Bank Century yang telah lama sakit-sakitan dengan dana Rp6,7 triliun.
Kasus Century masih menempuh perjalanan panjang. KPK yang selama ini mengatakan tidak menemukan bukti korupsi dan kerugian negara harus memutuskan secara formal. Tidak menunda-nunda. Itu tantangan KPK baru di bawah pimpinan Abraham Samad yang berjanji akan menyelesaikan kasus besar, termasuk Century.
DPR juga menyimpan agenda yang panjang dan rumit dari kasus ini. Sebelum audit investigasi BPK diumumkan, DPR telah memperpanjang masa kerja Tim Pengawas Century selama satu tahun ke depan. Bila tidak percaya kepada keputusan hukum KPK, DPR bisa melanjutkan langkah politik berupa hak angket yang bisa berujung pada mosi tidak percaya kepada pemerintah. Mosi tidak percaya membuka jalan bagi pemakzulan yang dalam prosesnya tidaklah mudah.
Bila kasus itu tidak diselesaikan sekarang atau pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang akan berakhir Oktober 2014, sebagai dokumen politik skandal Century bisa saja dibuka lagi oleh DPR periode berikutnya. Masa laku dokumen politik ialah 22 tahun.
Jadi, audit forensik hendaknya bukanlah gembok yang mengunci kasus ini, melainkan input bagi KPK untuk melangkah lebih jauh dalam penyelidikan dan penyidikan. Harus ada keputusan, tidak menggantung-gantung.
Tinggal langkah berikutnya ialah pertarungan politik di DPR setelah 2014. Dalam tahap ini, hasil pemilu legislatif bagi Partai Demokrat menjadi krusial.
Apa itu Timwas Century?
Timwas Century atau kepanjangan dari Tim Pengawas pengusutan kasus Bank Century ini sejatinya dibentuk karena ada kecurigaan terhadap aliran dana Bank Century yang bangkrut dan dibailout oleh pemerintah pada saat itu. Kecurigaan itu semakin menjadi yang selalu dibumbui oleh media massa dan televisi yang saben harinya memberitakan tentang kasus itu.
Timwas century menggalang dukungan politik dan massa dari berbagai elemen, dari tokoh agama,ketua parpol,mahasiswa,aktivis dkk. Mereka mempunyai ‘Pandangan' sendiri terhadap kasus Bank Century, pandangan atau harga mati kasus bank century adalah bahwa aliran dana bank century itu masuk ke partai demokrat atau pendukungnya,dan jika memang tidak ada aliran dana maka tetap harus ada yang disalahkan,yaitu PIC(person in charge) pada saat kebijakan itu diambil.
Hal itu memang benar adanya, begitu selesai pansus dan menghasilkan rekomendasi yang ‘hanya' berupa dugaan pelanggaran kewenangan,padahal kebijakan disaat krisis gentingpun sebuah kebijakan tidak bisa disalahkan.Alhasil perangkat hukum seperti kejaksaan,Polri dan KPK sendiripun tidak bisa menetapkan tersangka terhadap pihak-pihak yang disangkakan melakukan pelanggaran kewenangan dan aliran dana terhadap pihak-pihak tersebut itupun tidak ditemukan. Timwas pun tambah gerah..karena merasa ‘pandangan' dan keinginannya tidak terpenuhi ditambah pula anggota timwas century dari fraksi PKS sendiri malah ketauan dan terbukti menerima aliran dana bank century.
Otak Timwas Century diputar dan ketemulah ide dengan menggunakan Audit Forensik,dan penyelenggara audit forensik terhadap bank century diamanahkan kepada BPK selaku pelaksananya.Pada saat itu timwas menganggap BPK sebagai auditor yang cukup independent dan recommended untuk melakukan audit forensik..dan teng..teng,,teng..audit forensik dimulai sekian bulan demi bulan dilalui sampai akhirnya masa berlaku timwas berakhir dan harus diperpanjang lagi karena audit forensik belum selesai juga..dan akhirnya pertengahan desember 2012 audit forensik selesai. Dan laporan lengkap audit forensik kasus bank century pun lagi-lagi membuat timwas century kecewa untuk kesekian kali karena tidak menemukan aliran dana ke partai demokrat dan pendukungnya seperti tujuan utama terbentuknya Timwas Century ini dan yang bikin timwas lebih jengkel lagi itu laporan audit forensik century malah mengungkap anggota fraksi PDI Perjuangan Zedrick Emis Moeis yang terekam transaksinya menerima aliran dana dari Dewi Tantular dalam bentuk valas.
PDIP salah satu partai yang vokal banget terhadap pengungkapan kasus ini tapi ternyata kadernya sendiri malah menerima aliran dana bank century.
Kekesalan timwas terhadap hasil audit forensik bank century yang dilakukan BPK ini diluapkan pada beberapa tempat antara lain Media TV dalam talkshow-talkshow kemudian koran,majalah,akun twitter pribadi maupun akun twitter anonim yang dibiayainya.Yang dibilang BPK masuk angin lah, Audit Forensik anti klimaks lah….dan sebagainya.
Disini kita dituntut untuk berpikir jernih jangan sampai terbawa arus pemikiran dan pendapat timwas century yang terlalu memaksakan kehendaknya terhadap kasus ini. Sasaran Timwas itu bukan bailout 6,7 Trilyun itu kemana saja larinya tetapi gimana caranya partai demokrat dan pendukungnya itu bisa terbukti terlibat dalam kasus bank century. Timwas century akan terus diperpanjang masa
kerjanya sebelum ‘cita-citanya' terkabul. Kita percayakan semua terhadap bukti yang diperoleh tim dari BPK dan KPK,mereka lembaga independen yang susah diintervensi,kalopun mereka dibilang bisa diintervensi karena mereka itu tidak bisa memenuhi ‘kemauan'terhadap timwas. Disini kita harus pandai-pandai menilai.
Rakyat Menjadi Korban Pemimpin Yang Salah
Suatu Negara yang mempunyai pemimpin yang adil dan tidak bermasalah dalam menjalankan pemerintahanya, maka rakyat negara tersebut akan makmur damai dan sentosa, di sebabkan pemimpinya menjalankan roda pemerintahanya tanpa rasa ketakutan atau intervensi dari pihak-pihak yang bertentangan dangan jalanya ke pemimpinanya.
Begitu juga sebaliknya bila seorang pemimpin di suatu negara ada masalah di dalam roda kepemimpinanya, maka negara tersebut pasti ada peristiwa-peristiwa yang menyebakan rakyat menderita dan menjadi korban baik nyawa maupun menderita, karena seorang pemimpin yang bermasalah dia  akan menutupi kesalahanya dengan kekuasaanya dengan segala macam kejadian yang tentunya biar kesalahanya tidak terbuka, tapi seberapa kuat kekuasaan di dunia ini, apakah tidak pernah belajar dari orang-orang pemimpin yang pernah di catat dalam sejarah yang memimpin dengan kekuasaan dan kesalahan yang akhirnya jatuh juga , seperti Firaun, kaisar Romawi, Hitler dan banyak lagi pemimpin salah dalam menjalankan kepemerintahan, kesalahan itu semangkin di tutupi akan semangkin banyak korban di rakyat kecil dan keslahan itu akan bertambah luas, yang awalnya segelintir orang tahu akhirnya semangkin besar dan merayap mengakibatkan orang banyak yang lebih tahu yang tentunya peristiwa-peristiwa yang di korbankan untuk menutupin kesalahan tersebut akan semangkin luas dan korban di rakyatpun akan semangkin banyak.
Cobalah berpikir sederhana sebagai pemimpin, tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, pasti akan luput dengan kesalahan dan tidak ada kesalahan yang di buat manusia itu tidak ada maafnya, kasian rakyat yang menanggung semuanya padahal hanya hitungan jari kesalahan dari pada peminpin, bila mereka mengakui kesalahanya dan memperbaiki kesalahan tersebut tidak ada lagi peristiwa-peristiwa yang mengorbakan rakyat.
Cukuplah rakyat menderita dengan ketidakmeratanya kemakmuran dan keadilan sekarang ini, jangan mereka menjadi bantalan-bantalan untuk menutupi lobang-lobang yang di buat oleh pemimpin yang bermasalah. Siapa yang membuat lobang cobalah berani menutupi lobang-lobang tersebut jangan rakyat yang menjadi tumbalnya.
Tidak ada waktu terlambat untuk mengakui kesalahan-kesalahan para pemimpin yang bermasalah, mereka menikmati berarti harus berani mempertanggung jawabkan apa yang mereka pernah nikmati, betapa bangganya rakyat yang mempunyai pemimpin yang mau mengakui kesalahanya dan rakyat akan tetap mendukung dan akan tetap mengakui jalanya kepemerintahnya sampai batas waktunya. Kita tunggu pengakuan  seorang pemimpin yang berani mengakui kesalahanya. (IRIB Indonesia/Media Indonesia/Kompasiana)

sumber :
http://www.rimanews.com/read/20111227/49943/penyelesaian-kasus-bank-century-masih-gelap-rakyat-jadi-korban-dari-pemimpin

1 komentar: