RIMANEWS - Badan Pemeriksa Keuangan sebagai auditor tertinggi negara
telah menyampaikan hasil akhir audit forensik kasus kucuran dana Rp 6,7
triliun ke Bank Century yang oleh DPR dan sebagian kalangan dianggap
sebagai skandal kebijakan. Audit forensik yang diperkirakan akan membuka
lebih jelas skandal melalui penelusuran aliran dana itu ternyata tidak
mengungkap banyak hal.
Banyak pihak kecewa terhadap hasil audit forensik itu, yang ternyata
tidak berbeda dengan audit investigasi sebelumnya yang menjadi dasar
keputusan politik Pansus Century oleh DPR. BPK menemui kesulitan
mengonfirmasi tokoh-tokoh kunci Century dan dokumen yang sedang berada
di tangan penyidik. Beberapa tokoh kunci telah melarikan diri ke luar
negeri.
Dalam audit investigasi BPK menemukan delapan indikasi pelanggaran
yang berpotensi merugikan negara, sedangkan dalam audit forensik
ditemukan 13 indikasi yang menurut sejumlah anggota DPR tidak
signifikan. Kendati demikian, sebuah langkah lanjut telah dimulai dan
dibuka.
Berdasarkan temuan BPK dalam audit investigasi Century, sebuah
keputusan politik telah dihasilkan DPR, yaitu menyerahkan kepada Komisi
Pemberantasan Korupsi untuk mengambil langkah hukum. DPR masih menyimpan
langkah politik selanjutnya, berupa hak menyatakan pendapat, bila
langkah hukum ternyata tidak memuaskan.
DPR dengan mayoritas mutlak ketika itu telah menghasilkan keputusan
politik yang menegaskan telah terjadi penyalahgunaan wewenang oleh
Gubernur Bank Indonesia (saat itu) Boediono dan Menteri Keuangan Sri
Mulyani ketika memutuskan menalangi Bank Century yang telah lama
sakit-sakitan dengan dana Rp6,7 triliun.
Kasus Century masih menempuh perjalanan panjang. KPK yang selama ini
mengatakan tidak menemukan bukti korupsi dan kerugian negara harus
memutuskan secara formal. Tidak menunda-nunda. Itu tantangan KPK baru di
bawah pimpinan Abraham Samad yang berjanji akan menyelesaikan kasus
besar, termasuk Century.
DPR juga menyimpan agenda yang panjang dan rumit dari kasus ini.
Sebelum audit investigasi BPK diumumkan, DPR telah memperpanjang masa
kerja Tim Pengawas Century selama satu tahun ke depan. Bila tidak
percaya kepada keputusan hukum KPK, DPR bisa melanjutkan langkah politik
berupa hak angket yang bisa berujung pada mosi tidak percaya kepada
pemerintah. Mosi tidak percaya membuka jalan bagi pemakzulan yang dalam
prosesnya tidaklah mudah.
Bila kasus itu tidak diselesaikan sekarang atau pada masa
pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang akan berakhir
Oktober 2014, sebagai dokumen politik skandal Century bisa saja dibuka
lagi oleh DPR periode berikutnya. Masa laku dokumen politik ialah 22
tahun.
Jadi, audit forensik hendaknya bukanlah gembok yang mengunci kasus
ini, melainkan input bagi KPK untuk melangkah lebih jauh dalam
penyelidikan dan penyidikan. Harus ada keputusan, tidak
menggantung-gantung.
Tinggal langkah berikutnya ialah pertarungan politik di DPR setelah
2014. Dalam tahap ini, hasil pemilu legislatif bagi Partai Demokrat
menjadi krusial.
Apa itu Timwas Century?
Timwas Century atau kepanjangan dari Tim Pengawas pengusutan kasus
Bank Century ini sejatinya dibentuk karena ada kecurigaan terhadap
aliran dana Bank Century yang bangkrut dan dibailout oleh pemerintah
pada saat itu. Kecurigaan itu semakin menjadi yang selalu dibumbui oleh
media massa dan televisi yang saben harinya memberitakan tentang kasus
itu.
Timwas century menggalang dukungan politik dan massa dari berbagai
elemen, dari tokoh agama,ketua parpol,mahasiswa,aktivis dkk. Mereka
mempunyai ‘Pandangan' sendiri terhadap kasus Bank Century, pandangan
atau harga mati kasus bank century adalah bahwa aliran dana bank century
itu masuk ke partai demokrat atau pendukungnya,dan jika memang tidak
ada aliran dana maka tetap harus ada yang disalahkan,yaitu PIC(person in
charge) pada saat kebijakan itu diambil.
Hal itu memang benar adanya, begitu selesai pansus dan menghasilkan
rekomendasi yang ‘hanya' berupa dugaan pelanggaran kewenangan,padahal
kebijakan disaat krisis gentingpun sebuah kebijakan tidak bisa
disalahkan.Alhasil perangkat hukum seperti kejaksaan,Polri dan KPK
sendiripun tidak bisa menetapkan tersangka terhadap pihak-pihak yang
disangkakan melakukan pelanggaran kewenangan dan aliran dana terhadap
pihak-pihak tersebut itupun tidak ditemukan. Timwas pun tambah
gerah..karena merasa ‘pandangan' dan keinginannya tidak terpenuhi
ditambah pula anggota timwas century dari fraksi PKS sendiri malah
ketauan dan terbukti menerima aliran dana bank century.
Otak Timwas Century diputar dan ketemulah ide dengan menggunakan
Audit Forensik,dan penyelenggara audit forensik terhadap bank century
diamanahkan kepada BPK selaku pelaksananya.Pada saat itu timwas
menganggap BPK sebagai auditor yang cukup independent dan recommended
untuk melakukan audit forensik..dan teng..teng,,teng..audit forensik
dimulai sekian bulan demi bulan dilalui sampai akhirnya masa berlaku
timwas berakhir dan harus diperpanjang lagi karena audit forensik belum
selesai juga..dan akhirnya pertengahan desember 2012 audit forensik
selesai. Dan laporan lengkap audit forensik kasus bank century pun
lagi-lagi membuat timwas century kecewa untuk kesekian kali karena tidak
menemukan aliran dana ke partai demokrat dan pendukungnya seperti
tujuan utama terbentuknya Timwas Century ini dan yang bikin timwas lebih
jengkel lagi itu laporan audit forensik century malah mengungkap
anggota fraksi PDI Perjuangan Zedrick Emis Moeis yang terekam
transaksinya menerima aliran dana dari Dewi Tantular dalam bentuk valas.
PDIP salah satu partai yang vokal banget terhadap pengungkapan kasus
ini tapi ternyata kadernya sendiri malah menerima aliran dana bank
century.
Kekesalan timwas terhadap hasil audit forensik bank century yang
dilakukan BPK ini diluapkan pada beberapa tempat antara lain Media TV
dalam talkshow-talkshow kemudian koran,majalah,akun twitter pribadi
maupun akun twitter anonim yang dibiayainya.Yang dibilang BPK masuk
angin lah, Audit Forensik anti klimaks lah….dan sebagainya.
Disini kita dituntut untuk berpikir jernih jangan sampai terbawa
arus pemikiran dan pendapat timwas century yang terlalu memaksakan
kehendaknya terhadap kasus ini. Sasaran Timwas itu bukan bailout 6,7
Trilyun itu kemana saja larinya tetapi gimana caranya partai demokrat
dan pendukungnya itu bisa terbukti terlibat dalam kasus bank century.
Timwas century akan terus diperpanjang masa
kerjanya sebelum ‘cita-citanya' terkabul. Kita percayakan semua
terhadap bukti yang diperoleh tim dari BPK dan KPK,mereka lembaga
independen yang susah diintervensi,kalopun mereka dibilang bisa
diintervensi karena mereka itu tidak bisa memenuhi ‘kemauan'terhadap
timwas. Disini kita harus pandai-pandai menilai.
Rakyat Menjadi Korban Pemimpin Yang Salah
Suatu Negara yang mempunyai pemimpin yang adil dan tidak bermasalah
dalam menjalankan pemerintahanya, maka rakyat negara tersebut akan
makmur damai dan sentosa, di sebabkan pemimpinya menjalankan roda
pemerintahanya tanpa rasa ketakutan atau intervensi dari pihak-pihak
yang bertentangan dangan jalanya ke pemimpinanya.
Begitu juga sebaliknya bila seorang pemimpin di suatu negara ada
masalah di dalam roda kepemimpinanya, maka negara tersebut pasti ada
peristiwa-peristiwa yang menyebakan rakyat menderita dan menjadi korban
baik nyawa maupun menderita, karena seorang pemimpin yang bermasalah
dia akan menutupi kesalahanya dengan kekuasaanya dengan segala macam
kejadian yang tentunya biar kesalahanya tidak terbuka, tapi seberapa
kuat kekuasaan di dunia ini, apakah tidak pernah belajar dari
orang-orang pemimpin yang pernah di catat dalam sejarah yang memimpin
dengan kekuasaan dan kesalahan yang akhirnya jatuh juga , seperti
Firaun, kaisar Romawi, Hitler dan banyak lagi pemimpin salah dalam
menjalankan kepemerintahan, kesalahan itu semangkin di tutupi akan
semangkin banyak korban di rakyat kecil dan keslahan itu akan bertambah
luas, yang awalnya segelintir orang tahu akhirnya semangkin besar dan
merayap mengakibatkan orang banyak yang lebih tahu yang tentunya
peristiwa-peristiwa yang di korbankan untuk menutupin kesalahan tersebut
akan semangkin luas dan korban di rakyatpun akan semangkin banyak.
Cobalah berpikir sederhana sebagai pemimpin, tidak ada manusia yang
sempurna di dunia ini, pasti akan luput dengan kesalahan dan tidak ada
kesalahan yang di buat manusia itu tidak ada maafnya, kasian rakyat yang
menanggung semuanya padahal hanya hitungan jari kesalahan dari pada
peminpin, bila mereka mengakui kesalahanya dan memperbaiki kesalahan
tersebut tidak ada lagi peristiwa-peristiwa yang mengorbakan rakyat.
Cukuplah rakyat menderita dengan ketidakmeratanya kemakmuran dan
keadilan sekarang ini, jangan mereka menjadi bantalan-bantalan untuk
menutupi lobang-lobang yang di buat oleh pemimpin yang bermasalah. Siapa
yang membuat lobang cobalah berani menutupi lobang-lobang tersebut
jangan rakyat yang menjadi tumbalnya.
Tidak ada waktu terlambat untuk mengakui kesalahan-kesalahan para
pemimpin yang bermasalah, mereka menikmati berarti harus berani
mempertanggung jawabkan apa yang mereka pernah nikmati, betapa bangganya
rakyat yang mempunyai pemimpin yang mau mengakui kesalahanya dan rakyat
akan tetap mendukung dan akan tetap mengakui jalanya kepemerintahnya
sampai batas waktunya. Kita tunggu pengakuan seorang pemimpin yang
berani mengakui kesalahanya. (IRIB Indonesia/Media Indonesia/Kompasiana)
sumber :
http://www.rimanews.com/read/20111227/49943/penyelesaian-kasus-bank-century-masih-gelap-rakyat-jadi-korban-dari-pemimpin
informasi yang sangat bermanfaat terima kasih
BalasHapusVisit Us